Yerusalem

Keterangan yang ada tentang Yerusalem sangat banyak dan mudah didapat. Menurut Talmud, "Waktu dunia diciptakan, dunia menerima sepuluh bagian keindahan. Sembilan bagian jatuh ke Yerusalem ... satu bagian jatuh tersebar di bumi." Jadi, bila seseorang hendak membahas satu aspek saja dari kota ini, diperlukan sebuah buku.

Karena itu, kita tidak akan menulis tentang kehebatan permulaan sejarah kota ini, perkembangannya yang kompleks sepanjang abad, dan juga bukan tentang beberapa peristiwa di mana kota itu dihancurkan. Namun, kita akan membicarakan tentang kuburan Kristus dan Bait Allah yang sekarang telah diganti oleh Masjid Al Aqsa. Yang mengherankan ialah bahwa ada banyak orang-orang Kristen yang Injili tidak mengetahui hal-hal ini. Hal ini sangat disayangkan, karena tempat-tempat ini dikunjungi oleh berjuta juta orang setiap tahun.

Yerusalem

Ketika sedang berlibur di Yerusalem lepas dari kesibukan kampanyenya di Cina, Jenderal Charles Gordon ditemani oleh seorang pemandu wisata menuju Gereja Holy Sepulcher - gereja yang dibangun di atas kuburan Yesus dan tempat Yesus disalibkan. Gordon merasa sangat tertarik ketika pemandu wisata itu menerangkan cerita tentang gereja itu. Rupa-rupanya sampai tahun 325, letak yang sesungguhnya dari kuburan Yesus yang kosong dan tempat penyaliban Yesus belum ditemukan. Pada tahun itu, Uskup Macarius dari Yerusalem menemui Dewan Nicea. Ketika itu, dia menyebutkan kenyataan ini pada Konstantin dan mengemukakan bahwa tempat bersejarah itu mungkin berada di bawah kuil Venus yang dibangun oleh Kaisar Hadrian.

Konstantin memerintahkan Macarius untuk memindahkan kuil itu dan mengadakan penyelidikan yang dilaksanakan pada tahun 326. Menurut berbagai versi cerita kuburan kosong itu ditemukan di bawah reruntuhan kuil itu. Karena sangat gembira atas penemuan itu, Konstantin memutuskan untuk mendirikan gereja di tempat itu yang akan menjadi "tempat yang paling indah di dunia."

Dengan segera Gereja Holy Sepulcher dibangun dari batu. Selama satu setengah abad bangunan ini dihancurkan dan dibangun kembali beberapa kali. Namun, ada orang-orang yang bersikeras menyatakan bahwa beberapa bagian gereja itu masih merupakan bagian dari gereja yang pertama kali dibangun. Namun, sewaktu Gordon melihat tempat suci itu pada tahun 1883, dia merasa sangat tidak puas. Mungkin hal ini disebabkan oleh banyaknya emas yang telah digunakan untuk "menjadikan tempat itu berharga". Namun, hal yang tidak menyenangkannya ialah karena Gereja Holy Sepulcher ini berada di dalam tembok Yerusalem, sementara Ibrani 13:12 menyatakan bahwa Yesus "telah menderita di luar pintu gerbang."

Karena dia mempunyai waktu luang hampir selama setahun di Yerusalem, Gordon mulai mencari-cari tempat yang lebih cocok. Jenderal Gordon yang biasa dipanggil Gordon si Orang Cina, merupakan salah seorang yang paling bersemangat yang pernah hidup. Dia menjadi terkenal waktu dia menolong Cina merebut Kota Peking, bertempur di banyak tempat di dunia, dan pernah bertugas sebagai gubernur di Sudan. Dia adalah orang yang sangat eksentrik, dan ulahnya bermacam-macam. Di Cina, dia menuntut supaya gajinya diturunkan dari Rp 3.200.000 setahun menjadi Rp 1.200.000 setahun, dan dia menghabiskan 80 persen dari penghasilannya untuk obat-obatan dan kesenangan anak buahnya. Ketika Pangeran dari Wales mengundangnya untuk makan siang, dia menolak undangan itu karena dia tidur jam 9.30! Namun, dia selalu berhasil melaksanakan tugas-tugasnya, dan seluruh Inggris mengetahui hal ini.

Dengan membawa Alkitab, Gordon mengelilingi Yerusalem untuk mencari suatu tempat yang diperkirakan dapat dikenal sebagai tempat penyaliban Kristus. Ketika dia sedang kelelahan mencari tempat itu, tiba-tiba dari jendela hotelnya dia melihat suatu karang yang berwarna coklat. Sementara dia memperhatikan tebing curam itu, dia seolah-olah sedang melihat sebuah tengkorak besar yang terpahat pada karang itu. Dia segera membuka Alkitab dan membaca Markus 15:22, yang berbunyi: "Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak."

Dengan perasaan gembira, dia bergegas menaiki karang itu dan menyelidikinya lebih lanjut. Dia mendapati bahwa karang itu terletak di luar pintu gerbang Damaskus. Kenyataan ini sesuai dengan pasal yang tertulis di kitab Ibrani. Kemudian dalam Yohanes 19:41, dia membaca: "Dekat tempat di mana Yesus disalibkan ada suatu taman dan dalam taman itu ada suatu kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang." Hal ini jelas menunjukkan bahwa jika karang itu merupakan tempat yang sebenarnya, pastilah di dekatnya ada sebuah kuburan kuno. Segera Gordon mulai mencarinya. Tidak lama kemudian, dia menemukan sebuah kuburan yang telah ditemukan oleh seorang Yunani pada tahun 1867. Kuburan itu terletak hanya beberapa meter dari mata tengkorak yang mengerikan itu!

Namun, sekali lagi dia bersikeras untuk memeriksanya dalam Perjanjian Baru. Kali ini dia tercengang oleh kata-kata dalam Markus 15:40: "Ada juga beberapa perempuan yang melihat dari jauh ..." Gordon berpikir tentang beberapa perempuan yang menonton penyaliban, dan mengingat bahwa wanita biasanya lebih pendek dari pria, dia mengambil kesimpulan bahwa jika mereka dapat melihat penyaliban itu dari "jauh", salib itu seharusnya berada di tempat yang lebih tinggi.

Gagasan ini mendebarkan hatinya. Kemudian, dia mulai bertanya kepada orang-orang setempat. Dari mereka, dia mempelajari bahwa menurut legenda yang tersebar luas, pada zaman dahulu para narapidana sering kali dilemparkan ke bawah dari puncak karang itu. Dia juga mempelajari bahwa orang-orang Arab setempat menyebut tempat itu El-Heidemiyeh - Celah. Gagasan tentang celah ini mengingatkan dia akan gempa bumi yang menggoncangkan tempat itu pada waktu penyaliban.

Walaupun dia yakin bahwa dia telah menemukan tempat yang benar, Gordon lalu menggambarkan sketsa-sketsanya dan mengirimkannya kepada Sir John E. Cowell, Pengawas Rumah Tangga Istana Buckingham. Tidak lama kemudian, orang-orang yang tertarik akan hal ini berkumpul dan membuat permohonan pada surat kabar The Times untuk mengumpulkan dana sebanyak dua juta rupiah untuk membeli tanah yang berisi kuburan itu.

Dananya terkumpul dan tanah itu terbeli. Namun, apakah itu tempat yang benar? Tidak seorang pun yang mengetahuinya, dan keragu-raguan besar mulai muncul. Penggalian-penggalian di Yerusalem oleh Nona Kathleen Kenyon pada tahun 1963 menunjukkan kemungkinan adanya tembok-tembok lain. Tembok ini, yang oleh Yosephus disebut Tembok Kedua, - memungkinkan tanah di mana Gereja Holy Sepulcher didirikan menjadi di luar tembok. Lagi pula, tidak masuk akal jika Uskup Macarius sampai tidak tahu ayat-ayat yang ada dalam Kitab Ibrani yang mengatakan bahwa "Yesus telah menderita di luar pintu gerbang".

Namun, ahli-ahli lain bersikeras mengatakan bahwa karang coklat itu tempat yang sebenarnya. Lord Elton, penulis riwayat hidup Gordon, dalam bukunya, Gordon dari Khartoum menulis: "Gordon bukanlah orang pertama yang mempertahankan bahwa Tempat Tengkorak itu merupakan tempat asli dari penyaliban Kristus, sedikitnya empat penulis sebelum Gordon, di antaranya Renan, dalam bukunya Vie de Jesus, telah mendukung teori ini. Namun, gagasan yang telah didukung Gordonlah yang pertama-tama diterima secara luas di Inggris dan Amerika Utara."

Rider Haggard, seorang penulis novel yang terkenal yang hidup dalam masa "penemuan", menulis: "Secara kebetulan, pada tebing karang yang ada di tempat ini, yang dianggap sebagai Tempat Perajaman, dan oleh orang banyak dianggap sebagai tempat penyaliban, bentuk batu karangnya yang menghadap Yerusalem benar-benar fantastis, tetapi menurut saya, karang ini hampir menyerupai tengkorak manusia yang telah membusuk .... Ada bentuk dahi tengkorak yang sudah rusak, ada dua lubang dalam yang berbentuk seperti mata, ada sesuatu tonjolan yang mungkin bagian sebuah hidung, dan di bawahnya dekat permukaan tanah, mungkin bagian bibir yang sudah hancur .... Jika dua ribu tahun yang lalu, permukaan karang itu kira-kira bentuknya masih seperti sekarang, beberapa orang-orang Yahudi yang penuh fantasi mungkin tidak akan menyebutnya, 'Tempat Tengkorak', bila mereka melihat persamaan itu. Jika demikian, mengingat tradisi mereka dan tempat itu dipakai untuk hal-hal yang mengerikan, nama itu rupa- rupanya tetap dipakai dari abad ke abad."

Pertama kali saya mengunjungi Garden Tomb (Taman Makam) - nama baru untuk Bukit Golgota yang ditemukan oleh Gordon - dijaga oleh Dr. S.J. Mattar, seorang pelarian Arab. Kepalanya agak botak, berkumis, dan berpakaian cara barat. Dia bersama istrinya pernah mengundang saya makan malam; dan sementara saya menunggu, dia mengajak saya berjalan- jalan. Dia adalah orang yang paling ramah yang pernah saya kenal, dan seorang Kristen yang saleh. Sayang sekali, pada waktu Perang Enam Hari, ketika dia dan istrinya sedang bersembunyi di kuburan kosong itu, dia bermaksud untuk berlari sebentar ke rumahnya untuk mengambil sesuatu. Persis ketika dia baru keluar dari makam itu, dia ditembak oleh seorang prajurit Israel.

Kini, taman yang indah ini telah diperbaiki. Sekarang ada jalanan-jalanan yang indah sekali, jembatan batu, dan bangku-bangku yang diletakkan pada tempat-tempat yang strategis bagi ribuan turis yang datang untuk bermeditasi dan berdoa. Banyak bunga yang disebutkan dalam Alkitab telah ditanam kembali di tempat itu. Di situ, ditanam pagar tanaman bunga mawar, bunga geranium yang berwarna-warni, pohon cemara yang tinggi dan rimbun, dan lapangan-lapangan rumput yang luas.

Sementara waktu berjalan, semakin banyak orang menyenangi tempat ini, dan semakin banyak hal yang menambah kepercayaan orang bahwa taman itu betul-betul asli. Misalnya, beberapa tahun yang lalu, sejumlah ahli purbakala yang terkenal diminta untuk menyelidiki kuburan itu. Setelah mengadakan penyelidikan yang cukup teliti, mereka menyetujui bahwa kuburan itu sudah ada sejak zaman Herodes Agung.

Kemudian pada tahun 1952, para penjaga mulai mendapat kesulitan dengan kuburan ini dan ketika diperbaiki para pekerja menemukan bahwa tempat itu jauh lebih besar daripada yang telah diperkirakan sebelumnya. Panjangnya 19 meter dan lebarnya 12 meter dan jarak dari lantai ke langit-langit 12 meter, berarti kuburan ini cukup besar. Selain besarnya yang mengherankan, sebuah salib ditemukan melekat di salah satu dinding yang dilekatkan dengan semen buatan orang Roma. Hal ini menunjukkan bahwa tempat itu telah dipakai oleh sebuah jemaat untuk kebaktian Kristen. Apakah mungkin bahwa tempat itu dipilih sebab letaknya yang berdekatan dengan Taman Makam ini? Mungkin!

Bahkan belakangan ini, sebuah tempat pengirikan anggur ditemukan dekat makam itu. Tempat pengirikan ini mungkin menunjukkan bahwa taman itu merupakan sebuah taman bunga kepunyaan seorang kaya seperti Yusuf dari Arimatea yang membolehkan jasad Yesus ditempatkan di kuburan pribadinya. Kenyataan ini mengingatkan kita akan ramalan Yesaya: "Aku seorang dirilah yang melakukan pengirikan" (Yesaya 63:3).

Terlepas dari apakah Taman Makam ini asli atau tidak, tempat ini merupakan tempat yang "pasti" dikunjungi oleh para turis di Yerusalem; walaupun saya telah mengunjungi tempat itu beberapa kali, setiap kali saya kembali ke Yerusalem, tempat inilah yang pertama-tama saya datangi.

Bagi kebanyakan turis, tempat kedua yang paling menarik di Yerusalem ialah Masjid Al Aqsa, disebut Masjid Umar, yang sesungguhnya tidak benar. Sementara orang-orang Kristen berjalan mendekati masjid ini dari ujung sebelah timur Jalan Rantai, banyak orang akan teringat akan sabda Yesus: "Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata kepada mereka, 'Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan'" (Matius 24:1,2).

Pada saat Yesus berkata demikian, Bait Allah yang baru - yang biasa disebut Rumah Ibadat Herodes - yang mulai dibangun kira-kira tahun 19- 20 SM, masih sedang dibangun. Rumah Ibadat ini baru selesai dibangun pada tahun 64 - seperempat abad sesudah penyaliban Yesus! Dan bahkan pada waktu itu, ada beberapa pekerjaan lain yang masih harus diselesaikan oleh para pekerja.

Luas Rumah Ibadat Herodes ini secara keseluruhan kira-kira dua puluh enam are. Ketika Yosephus melihat kuil itu, dia merasa sangat kagum. Dia menulis: "Bangunan ini merupakan tempat yang termegah yang pernah dibuat manusia."

Namun, bangunan yang dilihat para turis bukanlah bangunan yang megah itu, karena, seperti yang telah diramalkan oleh Yesus, pada tahun 70, Rumah Ibadat Herodes ini dihancurkan dan tidak pernah dibangun lagi. Kenyataan bahwa rumah ibadat ini tidak pernah dibangun kembali merupakan hal yang mengherankan, karena seorang kaisar Romawi yang terkenal sebagai Yulian Si Murtad, bertekad untuk membangun kembali tempat ini. Edward Gibbon menulis: "Perbaikan kembali rumah ibadat Yahudi ini, diam-diam dihubungkan dengan reruntuhan gereja Kristen." Usaha-usaha Yulian digagalkan oleh "suatu gempa bumi, suatu angin ribut, dan suatu letusan gunung berapi yang hebat." (Baca The Decline and Fall of the Roman Empire.)

Setelah Titus menghancurkan Yerusalem, kota itu dibiarkan demikian. Dan kemudian, Kaisar Hadrian yang menjadi murka karena ulah orang- orang Yahudi, menghancurkan kota itu seluruhnya pada tahun 135. Dia bahkan memerintahkan agar puing-puing kota itu dilenyapkan sama sekali. Setelah itu, dia membangun kota itu berdasarkan cara Romawi dan menamakannya Aelia Capitolina. Kemudian, dia mengumumkan bahwa tidak seorang Yahudi pun diperkenankan memasuki kota, kecuali pada kesempatan-kesempatan khusus. Yang melanggar dihukum salib. Namun demikian, orang-orang Kristen diperbolehkan menetap di kota itu.

Sejak waktu itu sampai tahun 635, tempat bekas rumah ibadat itu tetap sunyi. Dan, orang-orang Kristen bergembira karena mereka teringat akan nubuatan Tuhan Yesus. Mereka juga memutuskan untuk menjaga supaya Bait Allah itu tidak pernah dibangun. Dalam kampanye mereka untuk melakukan hal ini, mereka menimbun selokan-selokan dengan reruntuhan batu. Gagasan ini menyebar ke seluruh Kerajaan Romawi dan orang-orang Kristen yang saleh, yang berharap agar Bait Allah itu tetap dalam keadaan hancur selamanya, menyokong gagasan ini, bahkan mereka yang berada sampai sejauh Konstantinopel! Demikianlah, Gunung Moria menjadi suatu bukit kotoran binatang.

Satu-satunya bagian Bait Allah yang tidak dihancurkan ialah dinding penahan sebelah barat, yang sekarang terkenal sebagai Dinding Ratapan. Tembok Barat ini - nama yang diberikan oleh orang Israel - menarik perhatian orang-orang Yahudi dari segenap penjuru dunia. Tembok itu dibangun pada zaman Herodes. Sekarang orang-orang Yahudi berdiri di depan tembok yang kukuh ini sementara mereka membaca ayat-ayat favorit mereka dari kitab Perjanjian Lama dan memanjatkan doa. Malahan mereka menuliskan doa-doa mereka di kertas dan menyisipkan kertas itu di antara batu-batu tembok itu. Sementara mereka berdoa, mereka teringat bagaimana kuasa Tuhan memenuhi Bait Allah itu setelah bangunan itu selesai dibangun oleh Salomo. "Ketika imam-imam keluar dari tempat kudus, datanglah awan memenuhi rumah Tuhan, sehingga imam-imam tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Tuhan" (1 Raja-Raja 8:10,11).

Namun, Bait Allah Salomo yang luar biasa ini bertahan kurang dari empat ratus tahun. Bait Allah itu dibakar pada tahun 587 SM. oleh Nebuzaradan - jenderal Raja Nebukadnezar - sebelas tahun setelah Raja Yoyakim ditawan ke Babel.

Bait Allah ini dibangun lagi pada tahun 516 SM dan terkenal sebagai Bait Allah Zerubabel. Berdasarkan alasan ini, orang akan berpikir bahwa Bait Allah Herodes merupakan Bait Allah yang ketiga. Namun, orang-orang Yahudi bersikeras mengatakan bahwa Raja Herodes hanya membangun kembali dan memperbesar Bait Allah Zerubabel, dan bahwa Bait Allah yang dibangun oleh Zerubabel inilah yang terakhir dan merupakan Bait Allah yang kedua!

Namun untuk sementara, marilah kita melupakan Bait Allah dan masuk ke dalam Masjid AI Aqsa. Di dalamnya, kita bertemu dengan orang-orang Kristen, Islam dan Yahudi, karena kelompok-kelompok ini bersumber dari tempat itu. Hal yang pertama-tama menarik perhatian kita ialah karang gundul yang besar dengan sebuah lubang menembus di pusatnya. Orang mengatakan bahwa di atas karang ini - Moria - Abraham hendak mengorbankan anaknya Ishak. Orang-orang Islam juga bersikeras menyatakan bahwa selama beberapa waktu, Tabut Perjanjian pernah disimpan di situ, dan bahwa di atas batu inilah Muhammad menaiki kuda Bouraq dan mengadakan "Perjalanan Malam" ke surga. Menurut legenda Islam, kuda ini mempunyai sayap elang, berkepala manusia, dan bersuara manusia. Bagi orang-orang Kristen, seluruh daerah itu penting, karena Yesus sering mendatangi Bait Allah itu dan mengajar di sana. Juga ketika orang-orang hendak merajam Dia, "Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah" (Yohanes 8:59).

Namun, kenyataan bahwa tempat ini sekarang adalah sebuah masjid dan bukan sebuah gereja atau sebuah Bait Allah, memaksa kita untuk mempelajari lagi sejarah. Sampai saat Yerusalem jatuh ke tangan orang Islam, seluruh daerah Bait Allah itu masih sunyi. Setelah Yerusalem jatuh, Sophronius, bapa leluhur masyarakat Yahudi yang mewakili penduduk Yerusalem, bertemu dengan jenderal yang menduduki kota, yaitu Kalifah Umar, di Bukit Zaitun untuk membicarakan syarat-syarat pendudukan.

"Sungguh, saya jamin," kata Umar, "keselamatan sepenuhnya dari kehidupan kalian, harta benda dan gereja-gereja kalian, tidak akan dihancurkan atau diduduki oleh orang Islam." Setelah mendapatkan janji ini, dia berpakaian rombeng dan mengikuti Sophronius kembali ke Yerusalem. Tidak berapa lama kemudian, tiba saatnya bagi orang Islam untuk berdoa. Sophronius membawa dia ke Gereja Holy Sepulcher, tetapi Umar menolak untuk berdoa di sana.

"Jika saya berdoa di dalam gereja, kalian akan kehilangan gereja itu," dia berkata. "Umat Islam akan mengambil alih gereja ini dari tangan kalian, dan mereka berkata 'Umar berdoa di sini'". Dan tentu saja hal ini benar, karena Umar adalah kalifah Islam kedua, setelah kalifah pertama Abu Bakar, ayah mertua Muhammad!

Sophronius membawanya ke pelbagai gereja, tetapi Umar tidak berbuat apa-apa. Akhirnya, Sophronius membawa Umar ke tempat bekas bangunan Bait Allah dan menunjukkan kepadanya tempat batu karang yang dikenal sebagai Moria. Karena kegembiraannya, Umar membersihkan beberapa tumpukan kotoran binatang dengan kedua tangannya. Setelah batu karang itu dibersihkan oleh para pekerja, dia mendirikan sebuah masjid dari kayu di atasnya.

Yerusalem kemudian menjadi kota Islam dan namanya diubah menjadi El-Kuds (kudus). El-Kuds dianggap menjadi kota suci yang ketiga bagi orang Islam, Mekah adalah kota suci pertama dan Medina yang kedua. Selama satu generasi, bangunan masjid dari kayu yang didirikan Umar itu rupa-rupanya memuaskan orang banyak. Namun pada tahun 687, Mekah jatuh ke tangan musuh, yaitu Abdul Malik, kalifah Damaskus, yang memutuskan untuk menjadikan El-Kuds ibu kotanya. Karena keputusan ini, dia memerintahkan untuk membangun Masjid Al Aqsa.

Pada waktu itu, tidak ada seorang pun arsitektur Arab yang dapat memenuhi keinginannya, dan sama seperti Salomo yang mempekerjakan orang luar untuk menolong membangunkan Bait Allah yang pertama, kalifah ini mempekerjakan orang-orang Siria yang telah dipengaruhi kebudayaan Yunani. Orang-orang ini menghasilkan suatu karya agung. Dan sekarang Masjid Al Aqsa ini merupakan model arsitektur sejenis itu yang terbaik yang masih ada. Bangunan ini telah diperbaiki secara hati-hati dari waktu ke waktu, dan dalam perbaikan ini kita dapat melihat bukti sejarah dan sifat manusia!

Dengan harapan untuk menambah kebesaran bagi namanya, seorang penipu menulis dengan huruf-huruf besar di sebelah atap pintu yang melengkung: "Qubbat ini dibangun oleh hamba Allah, Abdullah al-Imam, Pangeran orang percaya, al-Ma'moon, pada tahun 72 Hijrah, semoga Allah menerima dia dan berkenan kepadanya. Amin." Tulisan itu ditulis dalam huruf Arab di atas nama pendiri sebenarnya yang telah dihapus yaitu Abdul Malik. Yang aneh ialah bahwa penipu itu tidak mengubah tanggalnya, jadi kemunafikannya jelas terlihat. "H" berarti "Hijrah" - yaitu pelarian Muhammad dari Mekah ke Medina. Pelarian ini terjadi pada tanggal 16 Juli tahun 622. Tahun pertama dalam kalender Islam mulai pada tanggal 1 Juli tahun itu.

Orang-orang Islam menyatakan bahwa di dalam masjid ini ada sebuah peti emas yang berisi dua helai bulu janggut Muhammad. Apakah hal itu benar atau tidak, Mekah tetap merupakan kota nomor satu dalam dunia Islam dan Yerusalem hanyalah kota nomor tiga. Kota nomor dua ialah Medina.

Semasa Perang Salib ketika Yerusalem diduduki oleh para prajurit yang ikut dalam perang itu, Masjid Al Aqsa dipakai sebagai gereja Kristen. Sebuah salib dipasang di atas puncak kubahnya dan batu karang yang besar ditutupi dengan marmer dan dipagari. Pagar ini perlu sebab para peziarah Kristen sering kali mengambil kepingan-kepingan batu karang itu untuk kenang-kenangan. Menurut cerita, potongan-potongan karang ini dapat ditukar dengan emas.

Salib itu tetap ada di atas kubah itu sampai hampir seabad lamanya, karena Yerusalem pada tahun 1187 diduduki kembali oleh Saladin. Sekarang, Masjid Al Aqsa berada di bawah kekuasaan Israel. Walaupun demikian, masjid ini masih dipakai oleh orang-orang Islam dan sering kali mereka tidak mengizinkan para turis memasukinya. Masjid Al Aqsa tetap merupakan sebuah bangunan yang paling menarik di dunia. Bangunan ini dipenuhi dengan misteri, riwayat menarik, dan bahkan tipu muslihat; dan untuk melacak semua cerita-cerita yang dihubungkan dengan masjid ini, akan diperlukan jangka waktu yang sangat lama dan banyak orang akan mengangkat bahu dan tersenyum.

Diambil dari:
Judul buku : Kota-Kota pada Zaman Perjanjian Baru
Pengarang : Charles Ludwig
Penerbit : Kalam Hidup, Bandung, 1975
Halaman : 115 - 127
Kategori: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA